Kandungan Mineral Air Laut Untuk Pertanian Organik

ORGANIKILO.COM - Air laut kaya akan berbagai mineral penting dan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, hewan, dan manusia dalam jumlah yang sesuai.

air laut penuh manfaat untuk pertanian

Mineral yang terdapat dalam air laut berpotensi sebagai bahan pupuk dalam pertanian organik. Beberapa penelitian telah mengamati potensi garam/air laut membawa dampak besar dalam memproduksi  bahan makanan lebih sehat dengan biaya yang terjangkau.

Para peneliti pertanian telah lama berupaya menciptakan bahan makanan yang lebih sehat dengan kuantitas dan kualitas yang baik dengan biaya terjangkau. Oleh karena itu, kandungan mineral air laut menjadi fokus penelitian untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi bahan pangan.

Kandungan Mineral Air Laut untuk Tanaman

Air laut mengandung sejumlah mineral penting yang bermanfaat bagi tanaman dan pertanian. Beberapa mineral utama yang terdapat dalam air laut meliputi:

  1. Natrium: Berperan dalam regulasi tekanan osmotik dalam tanaman.
  2. Klorida: Salah satu komponen esensial dalam fotosintesis.
  3. Magnesium: Penting untuk pembentukan klorofil dan metabolisme tanaman.
  4. Kalium: Mempengaruhi keseimbangan air, aktivitas enzim, dan pertumbuhan tanaman.
  5. Kalsium: Menjadi bagian dari dinding sel tanaman dan berperan dalam perkembangan akar.
  6. Sulfat: Berperan dalam pembentukan protein, enzim, dan asam amino.

Mineral yang Memperbaiki Kualitas Produksi Pangan

Beberapa mineral penting dari air laut atau garam kasar yang dapat meningkatkan kualitas produksi pangan meliputi:

  1. Kalium: Mendukung pertumbuhan tanaman, meningkatkan kualitas buah-buahan, dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit.
  2. Kalsium: Penting untuk pembentukan struktur sel tanaman, memperkuat dinding sel, dan mengurangi kerusakan pada hasil panen.
  3. Magnesium: Berperan dalam pembentukan klorofil, mempengaruhi fotosintesis, dan perkembangan tanaman secara keseluruhan.
  4. Sulfat: Berkontribusi pada pembentukan protein dalam tanaman, mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen.
  5. Natrium: Memengaruhi tekanan osmotik dalam tanaman, membantu dalam penyerapan nutrisi, dan pengaturan keseimbangan air.

Namun, penggunaan mineral dari air laut atau garam kasar dalam produksi pangan memerlukan pertimbangan hati-hati karena kadar garam yang tinggi dapat merusak tanaman. Proses penghilangan garam atau pemurnian menjadi penting untuk memastikan manfaat mineral dapat diperoleh tanpa mengganggu kesehatan tanaman atau kualitas hasil panen.

Faktor Penyebab Air Laut Kaya Mineral

Beberapa alasan mengapa air laut kaya akan mineral, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia, meliputi:

  1. Panas dan Kelembaban: Daerah tropis cenderung memiliki suhu yang tinggi dan kelembaban yang tinggi. Proses penguapan air laut di daerah tropis menyebabkan peningkatan konsentrasi mineral, karena air menguap dan meninggalkan mineral-mineralnya.

  2. Geografis: Indonesia terdiri dari banyak pulau dengan garis pantai yang panjang. Keanekaragaman geografis ini memberikan akses ke berbagai lautan yang kaya akan mineral, karena air laut membawa mineral dari berbagai kedalaman.

  3. Aktivitas Vulkanik: Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif. Aktivitas vulkanik ini dapat mempengaruhi mineralisasi air laut karena adanya proses geologi yang menghasilkan mineral dan unsur lainnya yang larut dalam air laut.

  4. Ekosistem Laut yang Kaya: Keanekaragaman hayati di perairan Indonesia menyediakan sumber mineral dari organisme laut yang mati, seperti kerang, ikan, dan tumbuhan laut, yang dapat mempengaruhi kandungan mineral di air laut.

  5. Siklus Air dan Arus Laut: Arus laut dan siklus air di daerah tropis mengalirkan air dari berbagai wilayah, membawa mineral dan nutrisi dari laut dalam ke permukaan.

Kombinasi faktor-faktor ini menyebabkan air laut di negara-negara tropis, termasuk Indonesia, memiliki konsentrasi mineral yang tinggi, yang menjadi sumber potensial bagi berbagai aplikasi, termasuk pertanian, produksi pangan, dan industri lainnya.

Air Laut dan Pertanian Organik

Pemanfaatan air laut dalam pertanian organik di daerah tropis memiliki potensi yang menarik namun juga beberapa pertimbangan khusus:

  1. Pupuk Organik: Mineral-mineral dari air laut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pupuk organik. Namun, perlu pemurnian agar kadar garam yang tinggi bisa diminimalisir sebelum digunakan.

  2. Kontrol Salinitas: Penggunaan air laut dalam pertanian harus diimbangi dengan teknologi yang mampu mengontrol salinitas tanah. Hal ini penting agar tanaman tidak terganggu oleh kadar garam yang tinggi.

  3. Pengembangan Metode: Diperlukan penelitian lebih lanjut dan pengembangan metode yang tepat untuk memanfaatkan mineral-mineral dari air laut secara efisien dan aman bagi tanaman organik.

Kombinasi antara kelebihan mineral dari air laut dan prinsip-prinsip pertanian organik dapat menjadi inovasi yang potensial dalam meningkatkan produksi tanaman organik di daerah tropis. Namun, penting untuk mempertimbangkan teknologi dan pendekatan yang tepat guna meminimalisir dampak salinitas pada pertumbuhan tanaman organik.

Penelitian Air Laut Untuk Budidaya

Seorang petani di Belanda bernama Marc Van Rijsselberghe melakukan percobaan budidaya sayuran menggunakan campuran air laut dan air tawar untuk menumbuhkan sayuran organik yang sehat dan lezat.

Meskipun ia memulai dengan menanam wortel, kubis, bawang, dan bit, Marc menyatakan bahwa umbi kentang tumbuh lebih baik daripada jenis sayuran lainnya dalam campuran air laut dan air tawar tersebut.

Merujuk: Dutch Experiment Grows Vegetables in Sea Water

Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, pemberian pupuk berbahan dasar garam laut pada tanaman gandum telah menunjukkan peningkatan kandungan vitaminnya. Hasil tes laboratorium menunjukkan peningkatan kadar vitamin sebagai berikut:

  • Vitamin B1 meningkat sebesar 35%
  • Vitamin B2 meningkat sebesar 10%
  • Niacin meningkat sebesar 38%
  • Vitamin E meningkat sebesar 15%

Mungkin perlu juga dipertimbangkan potensi garam kasar atau garam yang dihasilkan oleh petani tradisional di pulau Madura. Garam memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesuburan tanaman budidaya seperti padi, jagung, sayuran, dan sebagainya.

Tabel Komposisi dan Kandungan Air Laut

Tabel komposisi dan kandungan yang terdapat pada Air Laut pada salinitas 3,5%, Untuk melihat komposisi dan kandungan mineral pada air laut yang berpotensi sebagai pupuk organik, silakan lihat tabel di berikut ini:

Unsur Rumus Kimia Bobot Atom Konsentrasi (ppm)
Hydrogen H2O 1.00797 110,000
Oxygen H2O 15.9994 883,000
Sodium NaCl 22.9898 10,800
Chlorine NaCl 35.453 19,400
Magnesium Mg 24.312 1,290
Sulfur S 32.064 904
Kalium K 39.102 392
Kalsium Ca 40.08 411
Bromine Br 79.909 67.3
Molibdenum Mo 0.09594 0.01
Rutenium Ru 101.07 0.0000007
Rodium Rh 102.905 -
Paladium Pd 106.4 -
Perak(silver) Ag 107.870 0.00028
Kadmium Cd 112.4 0.00011
Indium In 114.82 -
Timah (tin) Sn 118.69 0.00081
Antimon Sb 121.75 0.00033
Helium He 4.0026 0.0000072
Litium Li 6.939 0.170
Berilium Be 9.0133 0.0000006
Boron B 10.811 4.450
Karbon C 12.011 28.0
Nitrogen ion 14.007 15.5
Fluorin F 18.998 13
Neon Ne 20.183 0.00012
Aluminium Al  26.982 0.001
Silikon Si 28.086 2.9
Fosfor P 30.974 0.088
Argon Ar 39.948 0.450
Skandium Sc 44.956 <0.000004
Titanium Ti 47.90 0.001
Vanadium V 50.942 0.0019
Kromium Cr 51.996 0.0002
Mangan Mn 54.938 0.0004
Besi Fe 55.847 0.0034
Kobalt Co 58.933 0.00039
Nikel Ni 58.71 0.0066
Tembaga Cu 63.54 0.0009
Seng Zn 65.37 0.005
Galium Ga 69.72 0.00003
Germanium Ge 72.59 0.00006
Arsenik As 74.922 0.0026
Selenium Se 78.96 0.0009
Kripton Kr 83.80 0.00021
Rubidium Rb 85.47 0.120
Stronsium Sr 87.62 8.1
Yttrium Y 88.905 0.000013
Zirkonium Zr 91.22 0.000026
Niobium Nb 92.906 0.000015
Tellurium Te 127.6 -
Iodium I 166.904 0.064
Ksenon Xe 131.30 0.000047
Cesium Cs 132.905 0.0003
Barium Ba 137.34 0.021
Lantanum La 138.91 0.0000029
Cerium Ce 140.12 0.0000012
Praesodymium Pr 140.907 0.00000064
Neodymium Nd 144.24 0.0000028
Samarium Sm 150.35 0.00000045
Europium Eu 151.96 0.0000013
Gadolinium Gd 157.25 0.0000007
Terbium Tb 158.924 0.00000014
Disprosium Dy 162.50 0.00000091
Holmium Ho 164.930 0.00000022
Erbium Er 167.26 0.00000087
Thulium Tm 168.934 0.00000017
Ytterbium Yb 173.04 0.00000082
Lutetium Lu 174.97 0.00000015
Hafnium Hf 178.49 <0.000008
Tantalum Ta 180.948 <0.0000025
Tungsten W 183.85 <0.000001
Renium Re 186.2 0.0000084
Osmium Os 190.2 -
Iridium Ir 192.2 -
Platinum Pt 195.09 -
Emas (gold) Au 196.967 0.000011
Merkuri Hg 200.59 0.00015
Talium Tl 204.37 -
Timbal Pb 207.19 0.00003
Bismut Bi 208.980 0.00002
Torium Th 232.04 0.0000004
Uranium U 238.03 0.0033
Plutonium Pu (244) -
Sumber: Karl K Turekian Oceans 1968 

Biasanya, salinitas air laut 3,5%, terdiri dari beragam mineral yang larut seperti yang tercantum dalam tabel di atas. Hal yang menarik adalah proporsi mineral ini tetap konsisten, yang dapat dijelaskan oleh perbedaan salinitas yang disebabkan oleh penguapan air tawar atau penambahan air tawar dari sungai.

Nutrisi utama yang penting untuk pertumbuhan tanaman terdiri dari nitrogen (N) dalam bentuk nitrat (NO3-), nitrit (NO2-), dan amonium (NH4+), fosfor (P) sebagai fosfat (PO43-), dan kalium (K), yang diikuti oleh sulfur (S), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca).

Zat besi (Fe) merupakan komponen krusial dari enzim yang tersedia dalam tanah, tetapi tidak terdapat dalam konsentrasi yang signifikan di air laut (0.0034ppm). Karena hal ini, zat besi (Fe) menjadi nutrisi yang penting untuk pertumbuhan plankton.

Tantangan dan Peluang

Penggunaan air laut atau garam sebagai pupuk organik menawarkan sejumlah tantangan dan peluang:

Tantangan:

  1. Salinitas Tinggi: Kandungan garam yang tinggi dalam air laut bisa menjadi tantangan karena dapat merusak tanah dan tanaman jika tidak dikelola dengan baik.

  2. Penanganan Logistik: Proses pengumpulan, pemurnian, dan distribusi air laut atau garam memerlukan infrastruktur dan logistik yang cermat.

  3. Pemurnian dan Penyaringan: Memisahkan mineral-mineral yang diinginkan dari garam laut memerlukan proses pemurnian yang tepat untuk mengurangi kandungan garam yang tinggi.

  4. Biaya dan Efisiensi: Pengumpulan dan pemurnian air laut atau garam bisa menjadi proses yang mahal. Memastikan efisiensi dalam proses tersebut merupakan tantangan tersendiri.

Peluang:

  1. Sumber Mineral: Air laut mengandung berbagai mineral penting yang dapat memberikan nutrisi bagi tanaman. Memanfaatkan mineral ini sebagai pupuk organik bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kesuburan tanah.

  2. Ketersediaan di Daerah Tertentu: Di daerah yang memiliki akses terhadap air laut, penggunaan air laut sebagai sumber mineral pupuk organik bisa menjadi alternatif yang menarik.

  3. Penggunaan Air yang Tidak Terpakai: Menggunakan air laut yang tidak digunakan untuk keperluan lain dapat membantu dalam konservasi air tawar.

  4. Inovasi Teknologi: Pengembangan teknologi untuk pemurnian garam laut atau metode aplikasi yang tepat bagi pertanian organik dapat menjadi peluang besar dalam meningkatkan efektivitas dan keselamatan dalam penggunaan pupuk dari air laut.

Meskipun tantangan penggunaan air laut atau garam sebagai pupuk organik ada, terdapat peluang besar bagi inovasi dan penelitian lebih lanjut dalam pengelolaan dan pemanfaatannya untuk pertanian organik yang lebih berkelanjutan.

Kesimpulan

Kandungan mineral dalam air laut memiliki potensi besar untuk digunakan dalam pertanian organik. Meskipun mengandung berbagai mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, penggunaan air laut dalam pertanian memerlukan penanganan khusus karena kadar garam yang tinggi dapat merusak tanaman.

Pengolahan dan pemurnian air laut untuk meminimalisir dampak salinitas menjadi kunci dalam memanfaatkan mineral-mineral ini sebagai pupuk organik.

Meskipun tantangan ada, penggunaan air laut sebagai sumber mineral untuk pertanian organik menawarkan peluang dalam inovasi teknologi, konservasi air tawar, dan penelitian lebih lanjut untuk menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan bagi pertanian organik di masa depan.

Aziz
Aziz Seorang penulis dan digital marketing dengan minat khusus blockchain, web3, isu-isu alam dan pertanian yang ramah lingkungan!.