Tumbuhan Dringo (Acorus calamus): Inovasi Pestisida Organik untuk Pertanian Berkelanjutan
ORGANIKILO.COM - Temukan rahasia tanaman Dringo (Acorus calamus), solusi pestisida organik yang revolusioner bagi pertanian berkelanjutan.
Melalui kombinasi unik senyawa alami, tanaman ini memberikan alternatif ramah lingkungan untuk melindungi tanaman Anda dari serangan hama tanpa mengorbankan kesehatan manusia dan lingkungan.
Temukan manfaat luar biasa dari pestisida organik yang dihasilkan oleh tanaman Dringo dan pelajari bagaimana inovasi ini mengubah lanskap pertanian menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Pengenalan Tanaman Dringo (Acorus calamus)
Tanaman Dringo, juga dikenal sebagai Acorus calamus, adalah tanaman herba berdaun panjang yang tumbuh di daerah beriklim hangat dan lembap.
Tanaman ini memiliki akar serabut dan daun berbentuk pita yang tumbuh secara berkelompok dari pangkal tanaman. Ciri fisiknya termasuk batang tegak yang tumbuh hingga ketinggian sekitar satu hingga dua meter, dengan bunga kecil berwarna hijau kekuningan yang tumbuh dalam bentuk tongkol yang padat jenis Rimpang.
Habitat alami tanaman Dringo tersebar luas di berbagai wilayah Asia, Eropa, dan Amerika Utara, biasanya tumbuh di tepi danau, sungai, rawa, serta daerah lembap lainnya.
Nama Lokal Untuk Tanaman Acorus calamus
Tanaman obat Dringo atau dengan nama ilmiah "Acorus calamus" dikenal dengan berbagai sebutan nama lokal, antara lain Dringu/delingu/dlingo (Jawa Timur), dlingo (Jawa Tengah), daringo (Sunda), jharango (Madura), jarianggu (Minangkabau), serta berbagai nama lokal lainnya yang bervariasi.
Ciri Khas Tanaman Dringo
Tanaman ini dikenal akan aroma khasnya yang menyegarkan, serta telah lama dimanfaatkan dalam berbagai praktik tradisional sebagai sumber bahan obat dan bahan kimia alami.
Jeringau (Acorus calamus) menampilkan ciri fisik daun pipih mirip pita dan tampilan yang menyerupai rumput ilalang pada sekilas pandang.
Tanaman ini dapat dikenali dari aroma khasnya; saat daun diremas, akan memancarkan aroma tajam yang khas seperti rempah-rempah. Jeringau dikenal sebagai tanaman yang memiliki aroma harum, mulai dari daun hingga rimpang (rizoma).
Pemanfaatan Dringo Secara Tradisional dan Medis
Tanaman Dringo telah lama dimanfaatkan secara tradisional karena kandungan minyak atsiri yang kaya di dalamnya.
Minyak atsiri yang diekstraksi dari tanaman Dringo mengandung komponen-komponen seperti asaron, β-asaron, dan elemen lainnya yang memiliki sifat antiseptik, antispasmodik, dan anti-inflamasi.
Secara tradisional, minyak atsiri tanaman Dringo telah digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati gangguan pencernaan, masalah pernapasan, serta digunakan dalam aromaterapi untuk memberikan efek relaksasi dan menenangkan.
Aroma khas yang dimiliki tanaman ini dihasilkan oleh sejumlah kandungan senyawa kimia, antara lain eugenol, asarilaldehid, asaron (alfa dan beta asaron), kalameon, kalamediol, isokalamendiol, preisokalmendiol, akorenin, akonin, akoragermakron, akolamonin, isoakolamin, siobunin, isosiobunin, episiobunin, serta kandungan resin dan amilum (Atsiri Indonesia, 2006). Kandungan senyawa tersebut memberikan karakteristik aroma yang khas dan unik pada tanaman ini.
Selain itu, dalam industri medis, minyak atsiri dari tanaman Dringo telah dimanfaatkan dalam berbagai produk farmasi untuk tujuan antispasmodik dan anti-inflamasi.
Beberapa penelitian juga menunjukkan potensi minyak atsiri Dringo dalam membantu mengurangi gejala beberapa kondisi medis, seperti gangguan pencernaan, peradangan, dan gangguan neurologis tertentu.
Dalam industri kosmetik, minyak atsiri tanaman Dringo sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam produk perawatan kulit dan rambut, karena sifatnya yang dapat membantu meredakan peradangan kulit, mengurangi iritasi, dan memberikan efek relaksasi pada kulit dan rambut.
Dengan berbagai manfaatnya yang terbukti secara tradisional dan dalam penelitian modern, pemanfaatan minyak atsiri Dringo terus diperluas di berbagai sektor industri, menguatkan posisinya sebagai bahan alami yang bernilai dalam bidang kesehatan dan kecantikan.
Peran Tanaman Dringo dalam Pertanian Organik
Tanaman Dringo memainkan peran penting dalam pertanian organik karena kandungan alami yang dimilikinya. Kandungan minyak atsiri dalam tanaman Dringo memiliki sifat antiseptik dan dapat bertindak sebagai agen pengendali hama organik yang efektif.
Dengan memanfaatkan sifat antiseptiknya, ekstrak atau minyak atsiri dari tanaman Dringo dapat digunakan sebagai pestisida organik untuk melawan serangan hama tanaman secara alami tanpa meninggalkan residu berbahaya.
Selain itu, kandungan minyak atsiri dalam tanaman Dringo juga dapat membantu memperkuat kekebalan tanaman terhadap serangan patogen, meningkatkan kesehatan tanaman secara keseluruhan, dan mendorong pertumbuhan yang lebih kuat.
Dengan pemanfaatan tanaman Dringo dalam praktik pertanian organik, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia berbahaya dan beralih ke metode pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan demikian, peran tanaman Dringo sebagai agen pengendali hama organik memberikan alternatif yang efektif dan aman bagi praktik pertanian organik yang berkelanjutan.
Kandungan Senyawa, Nutrisi dan Mineral Pada Dringo
Tanaman Dringo mengandung berbagai senyawa, nutrisi, dan mineral yang bermanfaat bagi tanaman budidaya serta memiliki dampak positif terhadap lingkungan.
Beberapa senyawa utama yang terkandung dalam tanaman Dringo termasuk minyak atsiri, asaron, dan β-asaron, yang memiliki sifat antiseptik, antispasmodik, dan anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini membantu meningkatkan kekebalan tanaman terhadap serangan patogen dan hama, sehingga mengurangi kebutuhan akan penggunaan pestisida kimia yang berbahaya.
Selain senyawa-senyawa aktif tersebut, tanaman Dringo juga kaya akan nutrisi dan mineral seperti serat, flavonoid, fenolik, dan fitokimia lainnya yang mendukung pertumbuhan tanaman dan kesehatan tanah.
Nutrisi dan mineral ini membantu meningkatkan keseimbangan nutrisi tanah, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang penting untuk keseimbangan ekosistem pertanian.
Dengan kandungan senyawa, nutrisi, dan mineral yang kaya, tanaman Dringo memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas tanah, memperkuat kekebalan tanaman, serta menjaga keseimbangan ekosistem pertanian secara keseluruhan.
Dengan demikian, penggunaan tanaman Dringo dalam praktik pertanian organik tidak hanya memberikan manfaat bagi tanaman budidaya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan keberlanjutan sistem pertanian.
Manfaat Pestisida Organik dari Tanaman Dringo
Pestisida organik yang berasal dari tanaman Dringo menawarkan berbagai manfaat berkat kandungan senyawa, mineral, dan nutrisi yang terdapat dalam tanaman ini.
Senyawa-senyawa aktif seperti minyak atsiri, asaron, dan β-asaron yang terdapat dalam tanaman Dringo memiliki sifat antiseptik dan antispasmodik yang efektif dalam melawan serangan hama tanaman secara alami tanpa mengganggu ekosistem pertanian.
Selain itu, senyawa-senyawa ini juga memberikan efek anti-inflamasi yang membantu mengurangi peradangan pada tanaman, sehingga meningkatkan kekebalan tanaman terhadap serangan patogen.
Kandungan mineral dan nutrisi dalam tanaman Dringo juga memberikan dukungan tambahan dalam meningkatkan kesehatan tanaman dan tanah.
Nutrisi yang diberikan oleh tanaman Dringo membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman, sementara mineral yang terkandung dalam tanaman ini dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang penting untuk keseimbangan ekosistem pertanian.
Dengan manfaat pestisida organik yang berasal dari tanaman Dringo, petani dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia berbahaya yang merusak lingkungan dan kesehatan manusia.
Sebagai hasilnya, penggunaan pestisida organik dari tanaman Dringo tidak hanya memberikan perlindungan yang efektif terhadap serangan hama tanaman, tetapi juga memperkuat keberlanjutan sistem pertanian secara keseluruhan.
Metode Penggunaan Tanaman Dringo sebagai Pestisida Organik
Metode penggunaan tanaman Dringo sebagai pestisida organik melibatkan beberapa langkah yang penting. Pertama, tanaman Dringo dapat dimanfaatkan dalam bentuk ekstrak atau minyak atsiri yang diekstraksi dari bagian tanaman yang sesuai.
Langkah selanjutnya adalah pengenceran ekstrak atau minyak atsiri dengan air atau bahan pembawa lainnya untuk membentuk larutan yang dapat diaplikasikan secara mudah.
Pestisida alami yang berasal dari tanaman Dringo dapat diterapkan dengan menggunakan metode semprotan, di mana larutan pestisida disemprotkan secara merata pada tanaman yang ingin dilindungi.
Selain itu, penggunaan metode penyemprotan daun dan tanah juga dapat memberikan perlindungan menyeluruh terhadap tanaman dari serangan hama dan patogen.
Penting juga untuk memperhatikan dosis yang tepat dan waktu aplikasi yang sesuai dengan siklus pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungan. Penggunaan secara teratur dan konsisten, bersama dengan penerapan metode pengendalian hama terpadu, dapat membantu memaksimalkan efektivitas pestisida organik dari tanaman Dringo dan memastikan perlindungan yang optimal bagi tanaman budidaya.
Dengan mengikuti metode penggunaan yang tepat, petani dapat mengoptimalkan manfaat tanaman Dringo sebagai pestisida organik dalam praktik pertanian mereka, sambil memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesehatan manusia.
Keunggulan Tanaman Dringo dibandingkan Pestisida Kimia
Keunggulan tanaman Dringo sebagai pestisida organik dapat dibandingkan dengan pestisida kimia melalui beberapa aspek yang menonjol.
Pertama, pestisida organik dari tanaman Dringo memiliki sifat alami yang ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu berbahaya pada tanaman dan lingkungan sekitarnya, sementara pestisida kimia cenderung meninggalkan residu beracun yang dapat mengancam keberlanjutan ekosistem pertanian.
Selain itu, penggunaan pestisida organik dari tanaman Dringo tidak menyebabkan resistensi hama yang umum terjadi akibat penggunaan pestisida kimia secara berlebihan. Tanaman Dringo juga mendorong pertumbuhan tanaman yang lebih sehat dan kuat secara alami, sementara penggunaan pestisida kimia seringkali dapat merusak keseimbangan ekosistem tanah dan menurunkan kualitas tanah secara keseluruhan.
Keunggulan lain dari tanaman Dringo adalah kemampuannya dalam memperkuat kekebalan tanaman terhadap serangan patogen dan hama secara alami, tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem pertanian.
Dengan demikian, tanaman Dringo menawarkan alternatif yang aman, efektif, dan berkelanjutan dalam pengendalian hama organik, sementara pestisida kimia sering kali memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Dengan mengutamakan penggunaan tanaman Dringo, petani dapat mengurangi risiko terhadap lingkungan dan kesehatan serta memastikan kelangsungan sistem pertanian yang berkelanjutan.
Dampak Lingkungan dan Kesehatan dari Penggunaan Tanaman Dringo
Penggunaan tanaman Dringo sebagai pestisida organik memiliki dampak yang positif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Dari segi lingkungan, penggunaan pestisida organik dari tanaman Dringo mengurangi paparan terhadap bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari tanah, air, dan udara.
Tanaman Dringo memberikan alternatif yang aman dan ramah lingkungan dalam pengendalian hama tanaman, sehingga membantu menjaga keberlanjutan ekosistem pertanian dan keanekaragaman hayati.
Dari perspektif kesehatan, penggunaan pestisida organik dari tanaman Dringo mengurangi risiko paparan terhadap residu pestisida yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Pestisida organik dari tanaman Dringo bekerja secara alami dan tidak meninggalkan residu berbahaya pada tanaman dan hasil pertanian, sehingga memastikan produk pertanian yang aman dan sehat untuk dikonsumsi.
Selain itu, penggunaan pestisida organik dari tanaman Dringo dapat mengurangi risiko terhadap kesehatan petani yang terpapar langsung dengan bahan kimia sintetis berbahaya selama proses aplikasi pestisida.
Dengan memanfaatkan tanaman Dringo sebagai alternatif pestisida organik, petani dapat mengurangi risiko terhadap kesehatan mereka sendiri dan komunitas sekitar, sambil menjaga keberlanjutan lingkungan pertanian. Dengan demikian, penggunaan tanaman
Dringo dalam praktik pertanian berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat dan keberlanjutan sistem pertanian secara keseluruhan.
Panduan Penggunaan dan Pembuatan Pestisida Organik dari Tanaman Dringo
Panduan penggunaan dan pembuatan pestisida organik dari tanaman Dringo melibatkan serangkaian langkah yang penting untuk memastikan keefektifan dan keamanan penggunaannya.
Pertama, untuk pembuatan pestisida organik, tanaman Dringo dapat diekstraksi untuk mendapatkan minyak atsiri atau ekstrak yang kaya akan senyawa aktif. Langkah selanjutnya adalah pengenceran ekstrak atau minyak atsiri dengan air atau bahan pembawa lainnya sesuai dengan dosis yang diperlukan.
Pada panduan penggunaan, pestisida organik dari tanaman Dringo dapat diterapkan dengan menggunakan metode semprotan daun atau tanah, sesuai dengan tingkat serangan hama atau patogen yang ada.
Penting untuk memastikan dosis yang tepat, waktu aplikasi yang optimal, dan frekuensi penggunaan yang konsisten untuk mendapatkan hasil yang diinginkan tanpa merusak ekosistem pertanian.
Selain itu, panduan penggunaan juga mencakup langkah-langkah keselamatan yang perlu diperhatikan, seperti menggunakan alat pelindung diri yang sesuai selama proses aplikasi, menyimpan pestisida organik dengan aman dan terpisah dari bahan makanan, serta membuang sisa pestisida dengan benar sesuai dengan pedoman daur ulang atau limbah berbahaya.
Dengan mengikuti panduan penggunaan dan pembuatan pestisida organik dari tanaman Dringo, petani dapat memastikan efektivitas pengendalian hama yang optimal, sambil meminimalkan risiko terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Panduan ini membantu mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta memastikan produk pertanian yang aman dan sehat bagi konsumen.
Cara Mudah Membuat Pestisida Organik Dringo
Pembuatan pestisida organik dari tanaman dringo atau jeringau merupakan proses yang relatif sederhana, dengan pemanfaatan baik daun maupun rimpang tanaman tersebut.
Untuk membuat pestisida tunggal dari Dringo, Anda perlu menyiapkan 300 gram rimpang atau daun dringo yang sudah dihaluskan, dan mencampurnya dengan 1 liter air untuk proses perendaman, atau jika memilih merebus, gunakan 1.5 liter air.
Jika Anda menginginkan pestisida organik kombinasi, Anda dapat menggunakan 100 gram Dringo, 100 gram serai, dan 100 gram tembakau yang kemudian dihaluskan dengan cara ditumbuk atau diblender. Pilihan antara perendaman dan perebusan tetap mempertahankan perbandingan air yang sama seperti pada pembuatan pestisida tunggal.
Lama proses perendaman minimal adalah selama 24 hingga 48 jam, sedangkan untuk proses perebusan, rebuslah bahan-bahan yang telah dihaluskan hingga mendidih, dan biarkan mendidih selama kurang lebih 30 menit dengan api kecil.
Penting! untuk diingat bahwa penggunaan wadah perendaman atau perebusan yang terbuat dari aluminium atau besi sebaiknya dihindari.
Sebaliknya, disarankan untuk menggunakan wadah yang tahan terhadap reaksi kimia, seperti stainless steel atau kuali berbahan tanah liat, guna menjaga kualitas pestisida yang dihasilkan.
Dosis Aplikasi Pestisida estisida Dringo ke Tanaman
Dalam mengaplikasikan cairan pestisida organik Dringo pada tanaman, dosis pelarutan dapat dicampur dengan perbandingan 250 ml pestisida Dringo dengan 16 liter air untuk penyemprotan tanaman.
Namun, perlu diingat bahwa ini bukan merupakan ukuran baku, sehingga Anda dapat menyesuaikan dosis sesuai dengan tingkat serangan hama yang ada. Selalu lakukan penyesuaian dosis berdasarkan kondisi spesifik yang dihadapi di lapangan guna mencapai efektivitas yang maksimal.
Dosis diatas berdasarkan dari pestisida yang telah kita proses dengan metode Rebus atau rendam.
Pestisida Organik Berbasis Dringo efektif Mengendalikan Gangguan Hama
Beberapa bahan alami yang terdapat pada tanaman Dringo (Acorus calamus) telah terbukti efektif dalam mengendalikan serangan hama seperti ulat, kutu, walang sangit, wereng dan beberapa penyakit yang disebabkan serangan jamur. Beberapa di antaranya adalah:
1. Aroma Tumbuhan: Aroma khas yang dihasilkan oleh tanaman Dringo mampu menolak serangga dan hama seperti kutu, walang sangit, dan wereng.
2. Senyawa Eugenol: Terdapat dalam tanaman Dringo, senyawa ini memiliki sifat insektisida dan mampu mengusir serangga yang merusak tanaman.
3. Asarilaldehid dan Asaron: Senyawa ini ditemukan dalam tanaman Dringo dan memiliki sifat repelen terhadap serangga, termasuk walang sangit dan kutu.
Penggunaan bahan alami dari tanaman Dringo sebagai metode pengendalian hama dapat memberikan solusi organik yang efektif dan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian tanaman.
Selalu lakukan penelitian lebih lanjut dan uji coba terhadap penggunaan bahan alami ini dalam upaya mengendalikan serangan hama pada tanaman.
Penelitian dan Inovasi Terkini dalam Pemanfaatan Tanaman Dringo
Penelitian dan inovasi terkini dalam pemanfaatan tanaman Dringo meliputi berbagai bidang, mulai dari pengembangan teknik ekstraksi yang lebih efisien untuk mendapatkan senyawa-senyawa aktif yang lebih murni dan berkualitas hingga peningkatan aplikasi pestisida organik berbasis tanaman Dringo melalui penggunaan teknologi aplikasi yang canggih.
Selain itu, penelitian terbaru juga fokus pada identifikasi dan pemahaman lebih mendalam terhadap mekanisme kerja senyawa-senyawa aktif dalam tanaman Dringo, sehingga memungkinkan pengembangan formulasi pestisida organik yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Upaya penelitian juga dilakukan untuk memahami potensi tanaman Dringo dalam meningkatkan keberlanjutan lingkungan pertanian melalui pengkajian dampaknya terhadap keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati.
Selain itu, inovasi terbaru juga melibatkan pengembangan produk-produk turunan dari tanaman Dringo, seperti produk kosmetik, kesehatan, dan industri farmasi berdasarkan kandungan senyawa-senyawa aktif yang dimiliki tanaman ini.
Penelitian juga dilakukan untuk memahami potensi tanaman Dringo dalam mengatasi tantangan pertanian masa depan, seperti perubahan iklim, peningkatan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan, dan peningkatan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.
Dengan terus adanya penelitian dan inovasi yang dilakukan, pemanfaatan tanaman Dringo diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam memperkuat keberlanjutan sistem pertanian, melindungi lingkungan, dan memastikan kesehatan manusia melalui pengembangan produk-produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Tantangan dan Peluang dalam Menerapkan Tanaman Dringo sebagai Pestisida Organik
Menerapkan tanaman Dringo sebagai pestisida organik tidak lepas dari tantangan dan peluang yang perlu dipertimbangkan. Salah satu tantangan utama adalah terkait dengan ketersediaan dan aksesibilitas bahan baku tanaman Dringo, karena dapat terpengaruh oleh faktor iklim, musim, dan perubahan lingkungan.
Dalam konteks ini, penting untuk memastikan ketersediaan yang konsisten dan berkelanjutan dari tanaman Dringo untuk memenuhi permintaan pestisida organik yang semakin meningkat.
Tantangan lainnya adalah terkait dengan proses ekstraksi dan formulasi yang efisien dari tanaman Dringo, yang membutuhkan penelitian dan pengembangan yang terus menerus untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pestisida organik yang dihasilkan.
Selain itu, edukasi dan pelatihan petani dalam penggunaan yang tepat dan aman dari pestisida organik dari tanaman Dringo juga merupakan tantangan penting yang perlu diatasi untuk memastikan implementasi yang sukses.
Namun, di balik tantangan-tantangan tersebut, peluang terbuka lebar untuk mengembangkan pasar pestisida organik dari tanaman Dringo yang ramah lingkungan. Permintaan global akan produk pertanian organik yang aman dan sehat semakin meningkat, yang menciptakan peluang untuk meningkatkan produksi dan pemasaran pestisida organik dari tanaman Dringo di pasar internasional.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan juga memberikan peluang bagi petani dan produsen pestisida organik dari tanaman Dringo untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing produk mereka.
Dengan memahami tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, implementasi tanaman Dringo sebagai pestisida organik dapat menjadi langkah penting dalam memajukan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dan sehat.
Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, tantangan dapat diatasi sambil memanfaatkan peluang untuk mengoptimalkan potensi tanaman Dringo dalam mendukung pertanian organik yang berkelanjutan dan inovatif.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tanaman Dringo menawarkan potensi yang besar sebagai alternatif pestisida organik yang ramah lingkungan dalam praktik pertanian berkelanjutan.
Dengan kandungan senyawa aktif yang efektif dalam mengendalikan hama dan patogen tanaman, tanaman Dringo memberikan solusi yang berkelanjutan dan aman bagi petani dan lingkungan.
Meskipun menghadapi beberapa tantangan dalam pengadaan bahan baku, proses ekstraksi, dan pendidikan petani, peluang untuk memperluas pasar dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian organik terus berkembang.
Kesimpulannya, penerapan tanaman Dringo sebagai pestisida organik menunjukkan potensi besar dalam memperkuat keberlanjutan sistem pertanian dengan mengurangi paparan terhadap bahan kimia sintetis berbahaya dan merawat kesehatan tanah dan lingkungan.
Dengan dukungan penelitian, inovasi, edukasi, dan kerjasama antara pemerintah, industri, dan komunitas petani, penggunaan tanaman Dringo dapat memainkan peran penting dalam mewujudkan pertanian yang lebih berkelanjutan, sehat, dan berdaya saing.
Dengan pendekatan holistik dan berkelanjutan, potensi tanaman Dringo dapat dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan sektor pertanian yang ramah lingkungan dan mendorong keselarasan antara kebutuhan pertanian dan keberlanjutan lingkungan.